Ada penanggalan jawa di Indonesia. Namun tidak semua elemen masyarakat indonesia tahu tanggalan jawa. Apalagi menggunakannya. Dilihat dari namanya saja kita pasti sudah mengerti, tanggalan jawa, sudah barang tentu yang menggunakannya adalah masyarakat dari jawa. Akan tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa orang-orang yang berasal dari selain jawa juga menggunakannya. Sebagai orang jawa, tanggalan jawa tidak selalu diketahui oleh orang yang hidup di tanah jawa. Masyarakat yang tinggal di perkotaan kini sudah sedikit menganggap penanggalan jawa kurang penting. Sebab dengan tanpa kalender jawa pun, mereka masih bisa hidup dengan tenang.
Tanggalan Jawa Vs Kalender Masehi
Orang-orang yang tengah hidup di jaman sekarang, mereka menggunakan penanggalan dari kalender masehi. Dari sisi kebermanfaatan, kalender penanggalan jawa tertinggal jauh dengan penanggalan masehi. Semua hari-hari besar diperingati melalui kalender masehi. Manusia dari seluruh belahan dunia ini berpatok menggunakan kalender masehi karena menjadi sebuah kalender internasional. Ibarat bahasa Inggris yang juga didaulat sebagai bahasa internasional. Bahasa Inggris lebih utama karena lebih umum, dan bisa digunakan untuk semua kalangan. Hal ini juga berlaku untuk kalender masehi.
Asal Usul Penanggalan JawaKalender jawa memang mulai ditinggalkan, tapi tidak sepenuhnya. Masih banyak orang-orang yang melestarikan kalender bersejarah dari negeri kita ini. Penanggalan jawa bisa jadi merupakan sesuatu yang istimewa karena merupakan sesuatu perpaduan dari budaya hindu-budha dan budaya islam. Kalender jawa masuk menggantikan kalender yang sudah ada sebelumnya yakni kalender saka. Ketika masa pemerintahan Sultan Agung, sang raja Mataram memiliki keinginan untuk menyebar luaskan islam dan menggunakan penanggalan hijriah.Untuk menjaga keseimbangan, kalender jawa masuk sebagai bagian dari adaptasi kalender hijriah dan kalender saka. Sultan Agung tidak berniat membuang penanggalan saka sebab kalender saka sendiri telah lama dan melekat di kehidupan kalangan orang-orang jawa. Maka dari itu meleburlah kedua kalender itu dan menjadi kalender jawa. Kalender penanggalan saka yang tidak lantas di tinggalkan karena juga menyangkut kepentingan lokal.
Tanggalan jawa memang sesuatu yang unik. Satuan terlama dari skala yang dimiliki kalender jawa bukanlah satuan tahun, melainkan satuan lambang dan windu, yakni berjumlah 8 tahun lamanya. Satuan lambang ada pembagiannya tersendiri, yakni langkir dan kulawu. Jadi total siklus dari lambang berjumlah 16 tahun. Sedangkan untuk windu, total jumlah siklusnya adalah 32 tahun karena windu terbagi menjadi empat bagian, yakni Adi, Kuntara, Sengara, dan Sancaya. Kemudian satuan tahun dari penanggalan jawa juga ada, yaitu berjumlah delapan bagian. Mereka adalah Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jumakir. Kedelapan macam tahun tadi memiliki total hari yang berbeda. Ada yang berjumlah 355 hari, ada pula yang berjumlah 354 hari. Semoga bermanfaat untuk anda semua.
sumber: https://hariliburnasional.com